Senin, 01 Juni 2020

DUALISME


  Secara definitif, Dualisme dapat dipahami sebagai pandangan filosofis yang menegaskan eksistensi dari dua bidang (dunia) yang terpisah, berlawanan, tidak dapat direduksi dan unik. Seperti: ada Tuhan dan ada alam semesta, ada roh dan ada materi, ada jiwa dan ada badan, ada dunia yang kelihatan dan ada dunia yang tidak kelihatan, ada dunia inderawi dan ada dunia intelektual, ada realitas aktual dan ada realitas kemungkinan, ada kekuatan kebaikan dan ada kekuatan kejahatan, dll. Oleh sebab itu, Kelompok Dualisme ini memahami bahwa hakekat alam ini adalah hanya dua, yaitu tidak satu dan tidak banyak. Nah inilah dualisme yang merupakan sebuah logika oposisi yang sering dipakai sehari-hari.
   Maka dapat disimpulkan bahwa Dualisme adalah sebuah pemahaman atau pandangan yang menyatakan adanya dua substansi yang mendasari dunia, yaitu materi dan mental (dalam hubungannya dengan manusia: mind and body). Sperti pemahaman model dualistik ala Plato yang membagi dunia ide (dunia sempurna) dan dunia nyata yang dapat berubah-berubah. Bgtu juga pemahaman model dualistik ala aristoteles yaitu ada matter (bahan) dan form (bentuk). Dalam filsafat, Pythagoras adalah dualis. Segala sesuatu diciptakan saling berlawanan: satu dan banyak, terbatas tak terbatas, berhenti-gerak, baik-buruk dan sebagainya. 
   Inilah model cara berfikir dualistik. Ada yang sukses dan ada yang tidak sukses, ada yang cakep dan ada yang jelek, ada orang baik dan ada orang jahat, ada anak soleh dan ada anak tidak soleh. Jadi modus eksistensi dari pemahaman dualistik ini adalah dua. Kuncinya disitu.
   Nah, doktrin atau pemahaman inilah yang melahirkan dan membuat Zoroaster memiliki kepercayaan terhadap dua Tuhan, yaitu ada Tuhan baik dan ada Tuhan jahat. Pemahaman inilah yang membuat mesir kuno Re memiliki kepercayaan dengan adanya Tuhan matahari sebagai simbol kehidupan dan kebenaran dan lawannya Tuhan Apophis sebagai lambang kegelapan dan kejahatan. Pemahaman inilah yang melahirkan kepercayaan hindu menjadi dualistik, yaitu Deva sebagai Tuhan baik dan musuhnya Asura sebagai Tuhan jahat. Pemahaman inilah yang menjadikan babilonia menghasilkan peperangan antara marduk dan Tiamak adalah sebuah mitos yang mewarnai worldview mereka. Pemahaman inilah yang membuat Yunani kuno memiliki kepercayaan Tuhan Zeus yang selalu berperang dengan dewa-dewa jahat dan Titans.
  Oleh sebab itu, Seorang dualis melihat fakta secara mendua. Akal dan materi adalah dua substansi yang secara ontologis terpisah. Jiwa-raga (mind-body) tidak saling terkait satu sama lain, karena beda komposisi. Akal bisa jahat dan materi bersifat suci. Atau sebaliknya, jiwa selalu dianggap baik dan raga pasti jahat. 
  Padahal dari jiwalah kehendak berbuat jahat itu timbul. Dalam Islam kerja raga adalah suruhan jiwa (إنَّما الأعْمالُ بالنِّيّاتِ،). Karena itu ketulusan dan kebersihan jiwa membawa kesehatan raga. 
  Dualis dikalangan antropolog pasti memandang manusia dari dua sisi: akal dan nafsu, jiwa dan raga, kebebasan dan taqdir (qadariyyah & jabariyyah). Dalam filsafat ilmu, dualisme pasti merujuk kepada dikotomi subyek-obyek, realitas 
subyektif dan obyektif.

   Dalam sebuah acara talk-show di sebuah stasiun TV di Barat ditampilkan isu pelacuran. Panelisnya pendidik, pastur, tokoh masyarakat dan beberapa pelacur. semua yang hadir waktu itu menyoroti profesi pelacur dengan nada sinis. Pelacur adalah kotoran masyarakat. Pelacur harus dijauhkan dari anak-anak, sebab Merusak adat kesopanan sosial, dan moral seterusnya. 
   Akan Tapi yang menarik adalah giliran pelacur angkat bicara. “Saya memang pelacur. Dan saya melakukan ini karena saya janda. Saya menjalani profesi ini untuk menghidupi tiga orang anak saya. Kalian boleh saja mencemooh. Tapi siapa yang peduli jika anak-anak saya kelaparan, siapa! siapa!” ia berteriak lantang. “Supaya kalian semua tahu, lanjutnya, saya memang pelacur tapi hati saya tetap suci”. Hadirin pun bersorak. 
   Nampaknya orang bersorak bukan karena ia pelacur, tapi karena ia dualis. Menjadi pelacur dan merasa suci. Dua sifat yang kontradiktif. Yang saya heran justru mengapa mereka bersorak. Sebab doktrin dualisme sudah lama berakar di dalam pemikiran Barat. Asal usul terdekatnya adalah filsafat akal (philosophy of mind) yang digemari Descartes, Kant, Leibniz, Christian Wolf dan lain-lain. 
    Oleh karena itu, Nampaknya doktrin dualisme ini berusaha menyatukan dua sifat yang berlawanan dalam diri manusia, yaitu pikirannya jahat dan kelakuannya baik atau sebaliknya. Sehingga doktrin ini telah memenuhi pikiran manusia modern saat ini, termasuk pelacur itu. 
    Seorang dualis bisa saja berpesan “lakukan apa saja asal dengan niat baik”. Anak muda Muslim yang terjangkiti pikiran liberal akan berkata ‘jalankan syariat sesuka hatimu yang penting mencapai maqasid syariah”. Tak butuh sholat yang penting niat dan hati bersih. Tak usah menutup aurat yang penting niat dan hatinya bersih. Korupsi tak mengapa yang penting rajin bersedekah dll. Nah, disinilah banyak orang yang salah paham dr hadist tentang seorang pelacur yang masuk surga disebabkan hanya memberi minum anjing yang kehausan dan seorang wanita yang rajin sholat tpi masuk neraka disebabkan dia selalu menyakiti tetangganya. Dalil inilah yang menjadi acuan mereka untuk membentengi doktrin dan pemahaman dualistiknya, sehingga lahirlah pemahaman " Dosa tak mengapa yang penting niat dan hatinya bersih"
  Kekacauan berpikir inilah kemudian yang melahirkan istilah “penjahat yang santun”, “koruptor yang dermawan”, “ateis yang baik”, “Pelacur yang moralis”, dan seterusnya. 
   Mungkin akibat ajaran dualisme pula seorang Kyai atau ustad menjadi salah tingkah dan berkata ”Hati saya di Mekkah, tapi otak saya di Chicago”. Dualisme akhirnya bisa menjadi perselingkuhan intelektual. Hatinya berzikir pada Tuhan tapi pikirannya menghujatNya.
  Itulah sebabnya Allah memerintahkan kpd manusia untuk menjadi pribadi yang monisme secara universal:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim".

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar