Sabtu, 25 Januari 2020

KAPAN TUHAN ITU ADA?

     Pertanyaan diatas merupakan pertanyaan yang tak memiliki ruh. Bahkan hanya sekedar huruf yang tersusun berbentuk kalimat yang tak mempunyai esensi sama sekali. Sebuah kata pertanyaan " kapan" menunjukkan sesuatu hal yang tak lepas dari ruang, waktu dan keberadaan. Jadi, kata "kapan" adalah sebuah kata yang mempertanyakan dan mencari pengetahuan tentang keberwaktuan terhadap sesuatu tersebut.
    Sebagai contoh: Ketika kita bertanya, Kapan Jokowi jadi presiden ? Maka, jelas bahwa pertanyaan tersebut mengarah pada ruang dan waktu atau keberwaktuan. 
   Penyebab adanya waktu adalah adanya gerakan alam semesta dan isinya. Sebuah gerakan yang menghasilkan perpindahan dari tempat ke tempat yang lain pasti membutuhkan waktu. Gerakan Perpindahan arah jarum jam membutuhkan waktu sehingga gerakan dan waktu adalah satu kesatuan yang tak bisa dipisahkan sebab waktu itu adalah gerakan itu sendiri. Bila tak ada gerakan maka, waktu itu tak ada.. sebagai contoh: ketika anda menonton film, maka film tersebut mempunyai durasi waktu yaitu dari awal sampai akhir. Ketika anda menekan tombol pause, maka seketika film itu juga berhenti dan tak memiliki waktu, sebab tak ada gerakan yang dihasilkan oleh film tersebut. Jadi, waktu itu identik dengan gerakan. 
   Alam semesta ini memiliki keberwaktuan, yaitu mulai diciptakan sampai hari kehancurannya (kiamat). Manusia pun memiliki keberwaktuan, yaitu sejak diciptakannya Nabi Adam sampai akhir hayat manusi itu sendiri, disebabkan adanya gerakan. Jadi, secara logis bahwa, segala sesuatu yang mempunyai keterkaitan waktu, maka pasti memiliki keberawalan dan keberakhiran. 
     Menilik dari sebuah pertanyaan " kapan Tuhan itu ada? Adalah sebuah pertanyaan yang rancu, sebab pertanyaan yang salah takkan pernah menghasilkan jawaban yang benar. Sebab Allah tidak mempunyai keterkaitan dengan ruang dan waktu artinya Dia tak terdeteksi oleh keberwaktuan yang mempunyai keberawalan dan keberakhiran. Jadi, Allah itu ada bukan dari ketiadaan, yang tak mempunyai keberawalan dan keberakhiran. Berbeda halnya dengan makhluk yang ada dari ketiadaan, sehingga mempunyai waktu keberawalan dan keberakhiran. Oleh karena itu, Ketika pertanyaan "kapan" itu, anda sandarkan kepada Tuhan maka, secara tak sadar anda menganggap bahwa Tuhan mempunyai keberawalan dan keberakhiran. Disitulah kerancuan dan kesalahan berfikir seorang manusia yang tak dipandu oleh kaidah-kaidah logika berfikir. 
     Sama halnya dengan orang yang mengatakan: klo memang Tuhan itu maha kuasa. Apakah Dia bisa menciptakan yang lebih kuasa dan kuat dari diriNya sendiri?.. ketika anda menjawab: bisa. Maka dia bukan Tuhan sebab ada yang lebih kuasa dan kuat dari Dia. Jika anda menjawab: tidak bisa. Maka, dia bukan tuhan sebab dia tak kuasa menciptakan hal tersebut. Jadi, sekali lagi bahwa pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang rancu dan salah yang tak memiliki nilai sama sekali. Buktinya yaitu: sebagai contoh ketika manusia menciptakan sesuatu, maka sesuatu tersebut takkan pernah manyamai dan melampaui pembuatnya. Memang robot memiliki tingkat kecerdasan cyber yang tinggi dari manusia tapi robot hasil ciptaan tersebut tak memiliki naluri dan insting sehingga robot itu bisa diperintah kapan saja. Jadi, setiap ciptaan itu takkan bisa menyamai dan melampaui sang penciptanya. Rumusnya begitu. Jadi, pertanyaan "Apakah Dia bisa menciptakan yang lebih kuasa dan kuat dari dirinya sendiri?" Adalah sebuah pertanyaan yang tidak masuk akal sebab pertanyaan tersebut mengandung kontradiski. Artinya bagaimana Tuhan bisa menciptakan sesuatu yang lebih kuasa dariNya padahal ciptaan itu sendiri bersifat lemah dan tak bisa melampaui penciptaannya...Oleh karena itu, Pertanyaan yang salah takkan bisa menghasilkan jawaban yang benar. 

Janganlah selalu mempertanyakan Eksistesial dan Subtansial Tuhan sebab Dia jauh dari jangkauan keterbatasan akal Manusia. Kerjakanlah segala perintahnya dan jauhi larangannya. Cukup itu saja.