Politik adalah kata sakral bagi orang-orang yang berfikiran sempit dan orang-orang yang belum memahami betul subtansi dari Politik itu. politik itu juga adalah salah satu hal yang sangat menggiurkan bagi orang-orang oportunis dan nepotisme yang hanya mementingkan diri sendiri dan merugikan orang lain..
Ketika kita berbicara tentang Politik maka tidak lepas dari dasar dan sisitem pemerintahan serta tindakan dari berbagai pihak yang berwenang. Dasar dan sisitem pemerintahan yang ada di negara indonesia sudah menjadi kesepakatan dari zaman orde lama, orde baru dan sampai zaman reformasi. Kesepakatan ini adalah hasil dari Resolusi dan persetujuan dari wakil rakyat yang duduk di DPR dan kemudian di sahkan oleh MPR menjadi UU dan akhirnya menjadi peraturan negara dalam mengatur kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Politik seperti inilah yang kita harapkan kedepan dalam memakmurkan masyarakat selama peraturan negara itu masih berada dalam zona rambu-rambu keislaman.
Islam adalah agama rahmatan lil alamin yaitu rahmat bagi seluruh alam. Sehingga Islam mempunyai dua aliansi pokok yaitu hubungan dengan Allah secara vertikal dan hubungan dengan sesama manusia secara horizontal. Kedua aliansi pokok islam ini masing-masing telah mempunyai aturan yang telah di ajarkan dan di tetapkan oleh Rasulullah SAW. Berbicara tentang aliansi horizontal sesama manusia tidak lepas dari Politik. Oleh karena itu Kita ketahui bersama bahwa pada zaman Rasulullah SAW juga tidak lepas dari politik. Buktinya pada masa peperangan, ketika itu Rasulullah memulai membicarakan strategi perang di dalam mesjid dan tatacara menghadapi musuh kaum kuffar kemudian setelah itu Rasulullah mulai membangun kota madinah sebagai kota kaum muslimin pertama dengan berbagai dasar dan sistem pemerintahan yang dibuat oleh Rasulullah SAW serta berbagai piagam perjanjian tertulis terhadap kaum kafir yang menetap di madinah pada waktu itu. Semua aktivitas Rasulullah dalam membangun kota suci madinah tak lepas dari politik. Oleh karena itu Islam dan Politik tak bisa dipisahkan bgitu saja sebab keduanya sudah menjadi aliansi bersama. Kejayaan islam pada dinasti umayyah, dinasti abbasiyyah, dan dinasti ustmaniyyah tidak lepas dari kekuatan Politik yang dinahkodai oleh orang-orang islam pada waktu itu..
Kita yang hidup di negara Indonesia juga tak lepas dari politik. Terbentuknya Negara Republik Indonesia tak lepas dari Politik, terbentuknya UUD dan UU tak lepas dari politik, perubahan orde baru pada titik reformasi tak lepas dari politik, perubahan amandemen sebanyak 4 kali juga tak lepas dari politik, dan segala hiruk pikuk perekonomian juga tak lepas dari politik..oleh karena itu segala dinamika sistem pemerintahan tak lepas dari dunia Politik..
Oleh sebab itu, Politik itu baik ketika orang-orang baik yang memegannya dan Politik itu buruk ketika orang-orang penjahat yang terjun kedalamnya. Kita sebagai ummat islam tak boleh apatis terhadap dunia Politik sebab jika orang baik tidak terjun ke dunia politik maka para penjahatlah yang akan mengisinya dan akhirnya kita menjadi abu dalam negeri sendiri. Sehingga Kezhaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat, tapi karena diamnya orang-orang baik yaitu orang-orang apatis, tak peduli dengan politik (golput).
Syaikh Yusuf Qardhawi (Ketua Asosiasi Internasional Cendekiawan Muslim) mengatakan:
Setidaknya ada 3 (tiga) cara dalam mempertimbangkan pilihan:• Jika semuanya baik, pilihlah yang paling banyak kebaikannya.
• Jika ada yang baik dan ada yang buruk, pilihlah yang baik.
• Jika semuanya buruk, pilihlah yang paling sedikit keburukannya.
Maka disinilah kaidah berlaku ketika ada 2 kemudhoratan (buruk) yang bertentangan, yaitu :
الضرر الأشد يزال بالضرر الأخف
"Kemudhoratan yang paling berat harus dihapus dengan menggunakan kemudhoratan yang paling ringan (ketika tak ada jalan lain)"
إذا تعارض مفسدتان روعي أعظمهما بارتكاب أخفيهما
" apabila ada dua pilihan kemudhoratan atau dua-duanya mudhorat (buruk) maka pilihlah yang lebih ringan kemudhoratannya"
Pada era sekarang Tak henti-hentinya Negara ini dipenuhi hiruk pikuk kemudhoratan dan berbagai macam masalah yang meresahkan jiwa. Mulai dari perekonomian anjlok, rupiah menurun, BBM naik, listrik naik, sampai pangan juga naik. Para tenaga asing berdatangan dan sudah mulai menguasai lapangan kerja di beberapa lini perusahaan untuk merekrut kekayaan Indonesia sehingga tak sedikit pribumi yang mengalami pengangguran dan masih banyak lagi persoalan dalam negara yang sangat meresahkan hati baik dari segi Agama, sosial, politik, serta ekonomi.
Ini adalah sebuah kenyataan yang pahit ketika pemimpin itu buruk dalam memimpin sebuah negara. Memang negara Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia yaitu penduduknya mayoritas muslim akan tetapi serasa kitalah minoritas di negara sendiri, yang selalu di sudutkan oleh pemerintah dalam suatu permasalahan. Dan yang minoritas serasa merekalah yang mayoritas yang selalu di dengar dan selalu di perjuangkan haknya..oleh karena itu sekali lagi bahwa Muslim yang tidak peduli Politik akan di pimpin oleh Politikus yang tidak peduli kepada islam.
Jika anda tidak mau ikut pemilu (politik) karena kecewa dengan pemerintah & anggota DPR, atau parpol Islam. Itu hak anda. Tapi ingat jika anda & jutaan yang lain tidak ikut pemilu maka jutaan orang fasik, sekuler, liberal, atheis akan ikut pemilu untuk berkuasa dan menguasai kita. Niatlah berbuat baik meskipun hasilnya belum tentu sebaik yang engkau inginkan. Indonesia sudah dipenuhi dengan kemudhoratan maka janganlah menambah kemudhoratan lain.
Ingat.!!!. Kejahatan akan timbul tatkala orang baik semua pada DIAM. Mari merapatkan barisan bersama para ulama dan umara yang loyal pada islam untuk menumbangkan akar dari kemudhoratan di negeri tercinta ini..
#2019gantipresiden.