Dalam literasi ilmu pengetahuan filsafat, sebab akibat terbagi menjadi 4, yaitu sebab material, formal, efisien, dan sebab final. Contohnya: kenapa Jakarta itu banjir?... sebab materialnya yaitu karena Jakarta itu dikelilingi oleh sungai-sungai. Sebab formalnya adalah karena sungai-sungai yang mengepung jakarta itu macet disebabkan banyaknya sampah yang menggumpal. Sebab efesiennya adalah karena sungai tersebut meluap disebabkan sampah yang begitu banyak, maka jakarta banjir. Dan sebab finalnya adalah karena jakarta banjir supaya menjadi pembelajaran bagi org yang suka buang sampah sembarangan. Maka itulah yang disebut hikmah dari sebuah kejadian.
Nah, oleh karena itu semua yang ada di alam semesta ini pasti ada sebabnya. Contoh: orang ateis itu lahir disebabkan oleh kedua orang tuanya, orang tuanya lahir disebabkan oleh kakek neneknya, kakek neneknya lahir disebabkan oleh masing-masing kedua orang tuanya, seterusnya sampai ke manusia pertama yaitu nabi Adam, dan Adam itu ada disebabkan oleh Allah yang menciptakannya. Jadi sesuatu yang ada pasti mempunyai sebab yang mengadakannya dalam rangkaian sebab yang panjang. Secara logis rangkaian sebab akibat yang panjang harus ada titik terakhirnya yaitu sebab pertama, itulah Allah sebagai penyebab pertama yang menciptakan dari ketiadaan. Jika rangkaian sebab akibat tidak mempunyai ujung titik terakhir maka hal tersebut tasalsul, tidak masuk akal. Jadi kausalitas alam semesta ini bukti bahwa Tuhan itu ada.
Sebagai kasus nyata bahwa Tuhan itu ada adalah teori aritmatika, yaitu bahwa bilangan itu memiliki keberakhiran, kemudian keberakhiran itu disebabkan oleh keterbatasan ruang, sebab benda itu pasti dan selalu membutuhkan ruang. Keterbatasan benda dan ruang menunjukkan keterbatasan gerak, sebab gerak itu muncul karena keberadaan benda. Kemudian adanya keberakhiran gerak berarti menunjukkan keberakhiran waktu, karena waktu itu muncul disebabkan karena adanya gerakan dalam alam semesta. Oleh karena itu adanya gerakan dalam alam semesta, maka alam ini bukan sesuatu yang qadim, artinya mengalami keberakhiran. Maka hal ini disebut BARU karena keberakhiran adalah sifat dari yang berawal (haadis). Jadi ketika sesuatu itu mempunyai awal dan akhir, maka pasti ada yang menciptakannya. Tidak mungkin ada dengan sendirinya.
Akal manusia telah mendeteksi bahwa alam semesta tidak mungkin ada secara kebetulan, pasti ada yang menciptakannya. Alam tidak mungkin rapi dan teratur kecuali karena adanya Zat yang tidak nampak. Zat yang tidak nampak tersebut hanya dapat diketahui dengan melalui bekas-bekasNya dan kerapian yang terdapat pada alam ini. Teori fisika mengklaim bahwa alam semesta ada secara kebetulan dengan adanya ledakan dahsyat disebut big bang. Dan teori ini sangat fatal. Sebab jika seandainya alam semesta ini hasil dari big bang maka yang mengatur big bang itu mengetahui sejauh mana kemudian hancur, sejauh mana kemudian dia rapi dan sejauh mana bumi serapih ini, maka dalam hal ini pasti bukan secara kebetulan akan tetapi pasti ada yang mengatur. Matahari berada pada tempat yang pas dan tepat sehingga manusi bisa hidup. Jika saja matahari meleset 10 senti mendekat ke arah bumi, maka bumi ini hancur kepanasan dan jika matahari meleset 10 senti manjauh dari bumi maka bumi ini akan membeku. Jadi kerapian alam semesta adalah bukti bahwa Tuhan itu ada. Jadi kita sebagai orang muslim jangan khawatir bahwa semua amalan kebaikan yang sudah kita lakukan itu tidak sia-sia sebab Tuhan itu ada yaitu Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar